Enter your keyword

Being Muslim in America

Being Muslim in America

Kamis, 2 September 2010, American Corner ITB bekerja sama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat Jakarta menyelenggarakan Ramadan Outreach Program yang dikemas dalam acara diskusi ?Being Muslim in America?. Acara yang berlangsung selama kurang lebih dua jam, dari pukul 14.00 WIB sampai dengan Pukul 16.00 WIB ini menghadirkan para pembicara dari Kedutaan dan YES Student Alumni, yaitu Arend Zwartjes (US Embassy Jakarta , Andi Anugrah (AFS Intercultural Programs ? YES Student Alumni) serta Luthfia Maharani (AFS Intercultural Programs ? YES Student Alumni). Arend Zwartjes merupakan staf yang bertugas untuk program kepemudaan di Bagian Kebudayaan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
Selama bulan Ramadan tahun 2010 ini, Kedutaan Besar Amerika mempunyai banyak program terkait dengan bulan Ramadan, sebanyak 40 sampai dengan 45 kegiatan yang diselenggarakan di berbagai lokasi, sekolah, pesantren, universitas swasta dan negeri. Kegiatan ini merupakan usaha dari pemerintah Amerika Serikat untuk menjelaskan kehidupan muslim di Amerika Serikat yang perkembangannya dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada diskusi ini Arend Zwartjes mengajak Andi Anugrah yang sudah pernah tinggal di Wiscounsin dan Luthfia Maharani di Pennsylvania untuk menceritakan pengalaman sebagai seorang muslim yang pernah tinggal di Amerika Serikat, termasuk ketika melaksanakan ibadah puasa Ramadhan di Amerika.
Arend Zwartjes memulai diskusi ini dengan presentasi mengenai Diversity in America. Gambaran mengenai muslim Amerika yang terus meningkat perkembangannya dari tahun ke tahun. Ada pandangan yang salah dari beberapa orang di Indonesia yang melihat dan menganggap orang-orang di Amerika tidak begitu peduli terhadap kehidupan keagamaan. Mayoritas penduduk di Amerika merupakan penganut yang taat dalam menjalankan agamanya. Keyakinan akan keagamaan tersebut pun cukup kuat, hal tersebut dibuktikan dengan hasil jajak pendapat* yang memperlihatkan sebanyak 92 % muslim di Amerika merupakan muslim yang taat.
Seperti di Indonesia, ada beragam agama dan keyakinan yang berkembang di Amerika, tercatat ada enam agama yang berkembang besar di sana, yaitu Kristen, Yahudi, Islam, Budha, Hindu, dan agama-agama lainnya. Kebebasan beragama sangat dijunjung tinggi karena merupakan hak pribadi setiap individu di Amerika yang dilindungi dalam konstitusi Amerika (UUD) dalam meyakini dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya. Berdasarkan survey*, perkembangan saat ini di Amerika dalam hal keberagaman penganut agama, yaitu sebagai contoh agama Kristen sebanyak 78,5 % yang terdiri dari Kristen Protestan 51.3 %, Kristen Katolik, 23.9 %, Mormon 1.7 %, Orthodox 0.6 % dan lainnya sebanyak 1 %. Disamping Kristen, agama lainnya yaitu Yahudi 1.7 %, Islam 0.6 %, Buddhists 0.7 %, Hindu 0.4 %, dan lainnya sebanyak 6 %.
Jumlah 0.6 % berdasarkan survey*, untuk muslim Amerika tersebut mewakili 2.35 juta orang Amerika yang memeluk Islam. Mereka sebanyak 65 % merupakan muslim yang berasal dari luar Amerika. Mereka merupakan pendatang yang berasal dari tanah Arab sebanyak 24 %, Pakistan 8 %, Asia Selatan 10%, Iran 8 %, Eropa 5 %, Afrika 4 % dan lainnya 6 %. Sisanya sebanyak 35 % muslim lainnya lahir di Amerika dan mayoritas dari mereka merupakan keturunan dari Afro Amerika, beberapa dari mereka yang terkenal seperti Malcolm X, Muhammad Ali dan lainnya. Selain itu, di Kongres (DPR) Amerika terdapat dua anggota yang beragama Islam.
Pada umumnya Muslim Amerika berdomisili tersebar diberbagai tempat di Amerika. Berdasarkan survey*, mereka paling tinggi tersebar di daerah selatan Amerika sebanyak 32 %. Sedangkan untuk penyebaran Masjid paling banyak di daerah utara sebanyak 30 %. Pembangunan masjid di Amerika terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 tercatat sebanyak 2000 Masjid telah didirikan di Amerika. Masjid terbesar di Amerika terdapat di daerah Michigan, yaitu Islamic Center of Amerika di Dearborn. Masjid terbanyak terdapat di daerah California dan Masjid tertua terdapat di daerah Iowa dibangun pada tahun 1934 di Cedar Rapids. Di Amerika Masjid tidak dinamakan Masjid atau Mosque melainkan Islamic Center.
Pada tahun 1994 terdapat suatu peristiwa penting untuk perkembangan Islam di Amerika, yaitu diadakan buka puasa pertama di Gedung Putih. Peristiwa itu terjadi saat pemerintahan Presiden Bill Clinton, sejak saat itu selalu diadakan buka puasa bersama di Gedung Putih setiap tahunnya dan berlanjut hingga kini masa Pemerintahan Presiden Barrack Obama. Demikian kurang lebih yang diungkapkan oleh Arend Zwartjes dalam presentasinya, acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan Tanya jawab. Terdapat sekitar tujuh orang yang bertanya mengenai Islam dan kehidupan muslim di Amerika, mulai dari pertanyaan yang serius sampai dengan kehidupan sehari-hari yang terjadi di Amerika.

No Comments

Post a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com
Open chat
Ask librarian!
X