Perpustakaan ITB Dorong Optimalisasi Scopus dan ScienceDirect dalam Penelitian Akademik melalui Seminar Hybrid
BANDUNG, itb.ac.id – UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan seminar bertajuk “Scopus & ScienceDirect for University Research” pada Jumat (12/9/2025). Acara ini menghadirkan Dr. Johan Jang, M.Si., M.Pd., Strategic Engagement Manager Elsevier Southeast Asia, sebagai narasumber utama dan dimoderatori oleh Dwina F. Shidiq, M.I.Kom, koordinator Layanan Kerjasama dan Humas UPT Perpustakaan ITB. Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid dengan diikuti sekitar 50 peserta luring and 95 peserta daring.
Dalam sambutannya, Kepala UPT Perpustakaan ITB, Ena Sukmana, menekankan pentingnya peran perpustakaan dalam mendukung riset akademik. “Di era digital yang kolaboratif, akses terhadap riset yang kredibel menjadi kebutuhan utama. Scopus dan ScienceDirect hadir saling melengkapi, dan perpustakaan siap menjadi mitra strategis bagi sivitas akademika dalam menghasilkan penelitian yang berdampak,” ungkapnya.
Dr. Johan Jang menjelaskan bahwa ScienceDirect merupakan basis data yang menyimpan penelitian-penelitian terbaik dunia, dengan lebih dari 90% artikel berada pada peringkat Q1 dan Q2. “Membaca penelitian berkualitas berarti juga membangun peluang untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas,” jelasnya. Ia menambahkan, ScienceDirect dan Scopus dapat digunakan secara sirkular: Scopus sebagai gudang data dan analitik ilmiah, sementara ScienceDirect menyediakan akses langsung ke artikel lengkap.
Dalam sesi demonstrasi, Dr. Johan menunjukkan fitur pencarian lanjutan pada ScienceDirect, mulai dari pencarian berdasarkan kata kunci, judul, hingga nama penulis. Ia juga menekankan penggunaan filterisasi untuk mengidentifikasi artikel kredibel sesuai disiplin ilmu. ScienceDirect memungkinkan pengguna mengunduh artikel, mengekspor sitasi ke aplikasi seperti Mendeley, hingga mengecek status penerimaan suatu jurnal.
Sementara itu, Scopus memfokuskan diri pada metadata artikel, data penulis, afiliasi, serta outlet publikasi. Fitur researcher discovery dan Scopus AI memudahkan peneliti dalam menemukan kolaborator atau topik terkini dengan basis data yang tervalidasi. “Scopus sangat bermanfaat untuk systematic literature review, karena peneliti bisa menyaring artikel berdasarkan jumlah sitasi atau tahun publikasi,” ujar Johan.
Melalui seminar ini, peserta diajak memahami pemanfaatan maksimal dua platform global tersebut. Sinergi keduanya dinilai krusial dalam memperkuat kualitas publikasi sivitas akademika ITB, sekaligus menjawab tantangan penelitian di tingkat internasional.