[WEBINAR] Layanan Perpustakaan di Masa Pandemi dan Sterilisasi Koleksi Cetak
BANDUNG, lib.itb.ac.id – UPT Perpustakaan ITB kembali menyelenggarakan acara webinar. Webinar kali ini bertema Layanan Perpustakan di Masa Pandemi dan Sterilisasi Koleksi Cetak, Rabu, 30 Juni 2021, pukul 09.00 – 11.00 WIB. Webinar ini menghadirkan Dr. Ir. Yuli Setyo Indartono – Kepala UPT Perpustakaan ITB – sebagai pembicara, dipandu oleh Yoka Adam Nugrahaa, S.Sos – Kepala Bidang Layanan Pemustaka dan Informasi Ilmiah UPT Perpustakaan ITB –-sebagai moderator. Kegiatan dilangsungkan melalui platform online zoom dan live streaming melalui ITB Library YouTube Channel. Selain dihadiri oleh 69 peserta di platform zoom tercatat ada ratusan peserta lainnya yang mengikuti via streaming di ITB Library YouTube Channel. Webinar tidak hanya diikuti oleh pengelola perpustakaan dari lingkungan ITB, tetapi juga para pengelola perpustakaan dari seluruh wilayah Indonesia.
Dari poling yang dilaksanakan di awal webinar, diketahui bahwa saat ini, di tengah-tengah masa pandemi, sebagian besar perpustakaan tetap memberikan pelayanan dengan berbagai bentuk pembatasan yang harus dijalani. Dalam situasi pembatasan ada hal-hal yang tidak bisa dilakukan secara normal seperti halnya pada masa sebelum adanya pandemi. Kegiatan belajar mengajar dan penelitian tidak boleh berhenti. Oleh karena itu, agar perpustakaan tetap dapat mendukung proses pembelajaran dan penelitian diperlukan cara-cara baru layanan agar para pemustaka tetap mendapatkan akses untuk melihat koleksi dan referensi. Demikian disampaikan Dr. Ir. Yuli S. Indartono mengawali acara webinar kali ini. Namun, di sisi lain perlu dilakukan berbagai upaya pengamanan agar staf perpustakaan terlindungi dari potensi penyebaran virus selama masa pandemi ini.
Dalam presentasinya, Dr.Ir. Yuli S. Indartono menjelaskan 3 (tiga) tranformasi yang dilakukan oleh UPT Perpustakaan ITB sebagai cara baru dalam layanan perpustakaan pada masa pandemi. Yang pertama adalah transformasi koleksi (koleksi elektronik, koleksi perpustakaan digital, dan koleksi cetak), transformasi ruang, dan tranformasi layanan. Pada masa pandemi ini layanan tatap muka secara langsung ditiadakan. Oleh karena itu, perpustakaan mengoptimalkan layanan online perpustakaan dengan memaksimalkan pemanfaatan e-resources (e-books dan e-journals) yang dilanggan oleh Perpustakaan ITB. Seluruh koleksi e-resources ini dapat diakses dengan menggunakan jaringan internet ITB dan melalui fasilitas openVPN ITB bagi mereka yang mengakses dari luar kampus ITB.
Transformasi ruang dilakukan sesuai protokol kesehatan melalui pembatasan kapasitas ruangan yang dapat dipakai oleh pemustaka manakala dibuka pada saat Adaptasi Kebiasaan Baru. Pengurangan jumlah meja, sofa, dan kursi baca dilakukan agar pemustaka tetap dapat menjaga jarak dengan pemustaka lainnya (physical distancing) disertai dengan penempatan hand sanitizer di berbagai area pintu masuk dan pengecekan suhu di pintu masuk utama perpustakaan.
Dalam paparan materi selanjutnya terkait transformasi layanan Dr. Ir Yuli S. Indartono menyampaikan bahwa selama masa pandemi pelayanan kepada para pemustaka banyak dilakukan secara online. Komunikasi dengan pemustaka dilakukan melalui berbagai bentuk media komunikasi. Termasuk mengadakan acara bersama dengan pemustaka melalui webinar, diskusi, dsb. (Library engagement). Tranformasi layanan lainnya adalah adalah layanan luring yang terdiri atas layanan luring terbatas dan layanan luring Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Layanan luring terbatas adalah layanan perpustakaan yang mengatur prosedur layanan peminjaman koleksi cetak/buku pada masa pembatasan masuk kampus. Layanan ini diperuntukkan khusus bagi sivitas akademika yang memiliki akses masuk kampus ITB. Dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan (tendik) dapat meminjam koleksi cetak apabila telah memiliki izin masuk kampus ITB sesuai aturan yang berlaku. Sementara itu, layanan luring Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) akan diterapkan pada saat pembukaan kampus. Di dalam prosedur layanan luring AKB diatur jumlah maksimal pemustaka yang dapat masuk ke dalam gedung perpustakaan maksimal 515 orang per hari. Untuk dapat masuk ke dalam gedung perpustakaan calon pengunjung wajib memiliki nomor QR Code yang dapat diperoleh melalui aplikasi di Mobile Apps. Nomor QR Code hanya berlaku satu hari. Kebijakan ini menjadi sebuah tatanan baru dalam layanan perpustakaan.
Dalam upaya mencegah penularan virus, selain menerapkan protol kesehatan bagi staf perpustakaan juga dilakukan proses sterilisasi untuk buku-buku yang telah selesai dipinjam dan dikembalikan oleh pemustaka. Dr. Ir. Yuli S. Indartono dalam paparannya menjelaskan proses sterilisasi koleksi buku yang selama ini telah dilakukan oleh Perpustakaan ITB. Proses sterilisasi dilakukan dengan menggunakan cairan hidrogen peroksida (H2O2) 3%, ultrasonic humidifier, dan kipas angin/fan. Sterilisasi dilakukan di dalam sebuah ruangan/kabin tertutup dengan waktu yang telah ditentukan.Cara ini dapat mengurangi kemungkinan para staf terpapar oleh virus yang tinggal di buku-buku yang dikembalikan oleh pemustaka. Sterilisasi dengan H2O2 3% ini merupakan pilihan yang cukup aman dengan biaya yang relatif terjangkau dibandingkan dengan berbagai metode karantina lainnya. Metode sterilisasi sudah melewati tahap uji laboratorium di ITB. Pada kesempatan ini juga dilakukan pemutaran video yang memperlihatkan tahapan proses sterilisasi.
Acara webinar diakhiri dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang dipandu oleh moderator untuk menggali lebih dalam lagi apa yang telah disampaikan oleh pembicara. Diskusi ini diharapkan mampu menjadi ajang berbagi ilmu dan pengalaman di dalam mengelola layanan perpustakaan pada masa pandemi ini.
Link dokumentasi KLIK DISINI.
No Comments